TERIMAKASIH BAGAS “BAGIAN I” (Karya : Ganjarrinka)


Namaku Dinda, lengkapnya Dinda Arini Putri, umurku 19 tahun, aku tinggal didaerah Bandung tepatnya didaerah kawasan sarijadi. Disini aku tinggal bersama ibu dan juga kakak perempuanku yang bernama Anissa atau aku sering memanggilnya ica, ia 2 tahun lebih tua dariku. Kami tinggal bertiga karena ayahku adalah seorang kontraktor yang sering kerja untuk bolak-balik ke luar kota. Disini, dihari ini tepatnya hari jumat tanggal 16 Januari 2009. Aku hampir lupa, aku adalah murid kelas X atau biasa disebut kelas 1 SMA. Yah sekarang, malam ini tepatnya aku ingin bercerita tentang seorang pria yang baru saja ku sore kemarin. Namanya adalah Bagas, lengkapnya adalah Bagas Perdana. Hari itu bisa dibilang sebagai hari terindah yang pernah ada dalam hidupku karena aku telah menemukan semua jawaban dalam harapan-harapanku. Sore itu ketika aku baru saja pulang sekolah, terlihat dari kejauhan pria berseragam putih abu yang berlari mendekati ku.


Bagas : hai, km dinda yah?
Dinda : iah, km siapa yah?
Bagas : oia aku bagas, aku murid kelas X 3. Boleh aku berkenalan?
Dinda : oh boleh namaku dinda, murid dari kelas X 5
Bagas : terimakasih kalo begitu, salam kenal dinda. Aku langsung yah, sampai bertemu
Dinda : oh iah sama-sama. Oke

Siang itu dengan perasaan sangat aneh bercampur aduk, aku terus bertanya dalam hati. Siapakah pria ini, berani sekali tiba-tiba datang lalu mengajak berkenalan. Namun tidak dapat juga bahwa perasaan aneh tersebut terdapat sedikitnya perasaan senang karena pria ini merupakan pria yang begitu dibicarakan oleh hampir wanita satu sekolahku, mulai dari kelas X, XI, hingga XII membicarakannya bukan hanya karena ketampanannya namun juga karena kehebatannya bermain gitar dalam bandnya. Yah namun  walaupun begitu aku tidak ingin cepat ambil keputusan dulu tentang bagaimana perasaanku karena sebagaimapun dia disekolahku, tetap saja dia hanyalah pria yang baru saja ku kenal. Tidak lama dari itu, seperti biasa aku mendatangi teman-teman satu kelasku yang juga sering bermain denganku. Mereka adalah Shinta, Marsya, dan Dinar. Mereka adalah teman baikku, dapat dikatakan mereka adalah sahabatku di sekolah bahkan diluar sekolah. Mereka adalah tempatku berbagi semua, termasuk cerita tentang apa yang baru saja ku alami. Ketika itu tepatnya kami sedang diam seperti biasa di warung gaul (warung didaerah dekat sekolah) yang biasa dijadikan tempat kami berkumpul sepulang sekolah untuk dihabiskan dengan mengobrol bersama-sama.

Dinar : din, kemana dulu tadi. Kok baru kesini?
Dinda : iah tadi ada urusan dulu nay(panggilan untuk dinar) sorry
Marhsa : yaudah sekarang mau kemana kita?
Shinta : eh..eh..eh tunggu dulu, tadi kayanya aku liat ada yg kenalan sama bagas deh
Marsha : bagas ? anak X 3 itu?
Shinta : iah bagas cowo paling eksis disekolah kita
Dinda : eh..eh.. Cuma kenalan doang kok yah sebagai sama-sama anak satu sekolah
Marsha : hati-hati loh din, saingan km banyak loh
Shinta : yaudah sih biarin aja sya(panggilan untuk marsha) kalo emang bagas sukanya sama dinda yah mau apa yang lain juga kan?
Dinar : aduh aduh dinda udah ada yang ngeceng aja nih hahaha
Shinta, marsha, dan dinar bersama-sama menertawakanku seperti sedikit mengejek tentang hal yang kualami tadi.

Tidak lama dari itu kami berempat memutuskan untuk pergi ke toko buku yang tempatnya ada di jalan merdeka depan BIP ( Bandung Indah Plaza) untuk mencari cari buku pelajaran dan tidak ketinggalan juga buku bacaan seperti novel, yah karena kami berempat sangat suka membaca novel. Sampai hampir petang tiba kita memutuskan untuk pulang karena takut terlalu larut dan akan dimarahi oleh ibu kita masing-masing. Dan ditengah perjalanan ketika sedang berjalan keluar dari toko buku, tiba-tiba kami bertemu dengan bagas yang terlihat keluar dari tempat bermain billiard yang tidak jauh dari toko buku. Dengan perasaan malu kepada Marsha, Shinta, dan Dinar seketika aku lalu menyuruh kepada mereka untuk berjalan lagi lebih cepat karena takut Bagas menghampiri ku dan aku habis diejek oleh ketiga gadis itu lagi. Dan kamu tahu apa yang terjadi, yah seperti yang kukira Bagas menghampiriku lalu menyapaku dan teman-temanku.

Bagas : hai dinda, ketemu lagi. Hai teman-teman dinda
Marsha : hai Bagas, aku Marsha
Tak ketinggalan Dinar dan Shinta pun memperkenalkan diri mereka, lalu dengan wajah memerah karena malu. Bukan malu karena Bagas menghampiriku, namun karena tak tahu apa yang akan teman-temanku katakana soal ini.
Dinda : hai Bagas, oia kami duluan yah udah sore mau pulang nanti takut dicariin
Bagas : oh begitu yah, gimana kalo kalian aku antar saja?

Tanpa persetujuanku tiba-tiba Shinta, Marsha, dan Dinar menyetujui untuk pulang bersama Bagas. Dan tanpa bisa menolak juga akupun akhirnya ikut pulang bersamanya. Ditengah perjalanan, didalam mobil bagas, kami berlima berbicara tentang sekolah, tentang guru, anak-anak nakal yang ada disekolah dan lain-lain. Setelah mengantarkan Marsha, Shinta, dan Dinar. Hanya tersisa aku dan Bagas saja, karena rumahku dengan teman-temanku tidak dekat. Lalu dalam mobil pun karena aku masih merasa malu, aku berusaha membuang malu itu dengan bernyanyi lagu favoritku yaitu lagu Ten 2 Five-Love is you. Dengan seketika

Bagas mengajak ku berbicara tentang lagu tersebut.
Bagas : suka ten 2 five juga dinda?
Dinda : oh suka banget he..he..he kenapa emang?
Bagas : wah kalo gitu sama dong aku juga suka banget
Dinda : oia? Suka lagu yang mana?
Bagas : semuanya, bahkan aku punya koleksi mulai dari poster, baju, hingga semua album ten 2 five mulai dari koleksi cd hingga kaset tape. Tapi aku paling suka lagu Love is you

Aku tak bereaksi apa-apa setelah Bagas mengatakan itu semua, aku hanya menjawab seperlunya dengan jawaban oh saja. Lalu tidak lama dari itu Bagas memutarkan lagu kesukaanku itu dalam tape yang ada dimobilnya. Seketika suasana begitu hangat, entah karena aku sedang bersama pria yang sangat terkenal disekolahku, atau karena lagu yang aku suka itu.
Tidak lama kemudian aku sampai dirumah, dan tidak lama juga aku sesegera mungkin turun dari mobilnya, lalu mengatakan terimakasih karena takut dikatakan tidak sopan setelah diantar langsung pergi begitu saja. Dan lalu Bagas memanggilku kembali.

Bagas : dinda, tunggu
Aku berbalik dan berbicara lagi kepadanya
Dinda : eh.. kenapa bagas, ada yang ketinggalan atau yang lupa yah?
Bagas : iah, aku dinda aku lupa menanyakan nomer hp mu, hehehe. Boleh aku memintanya?
Dinda : untuk apa?
Bagas : yah untuk menghubungi mu dong, boleh?
Dinda : kan bisa ketemu disekolah
Bagas : yah itupun kalo boleh, jika tidak yah aku akan meminta kepada temanmu hehe becanda
Dinda : oh gitu yaudah nih (member tahukan nomer hp ku)
Bagas : terimakasih Dinda
Dinda : iah sama-sama Bagas, aku masuk dulu yah, oia apa mau masuk dulu ? soalnya tidak enak sudah petang dan takut ibuku mencariku
Bagas : tidak perlu, aku langsung saja. Salam saja buat mamahmu dan sampai bertemu disekolah
Dinda : oke kalo begitu, duluan yah bye

Dengan bergegas aku masuk kerumah karena takut ibu marah padaku karena itu sudah jam 6 lebih dan aku pulang terlalu larut. Benar tadi itu adalah hal yang paling tidak terduga olehku, perasaan malu ku hampir saja membuat aku menjadi orang yang tidak sopan dengan hampir lupa mengajak seseorang yang baik mengantarku sampai kerumah tidak kutawarkan untuk masuk. Tapi coba saja bayangkan jika kalian menjadi aku waktu itu, mungkin kalian akan merasakan hal yang sama. Ah entah aku berlebihan tapi biarlah karena aku yang merasakannya bukan km ataupun kalian.
Sesampainya dirumah ketika aku membuka pintu, dengan wajahnya yang sedikit cemas Ibu berdiri didepan pintu menunggu kedatanganku pulang. Maklum aku dan kakaku tidak pernah pulang kerumah diatas jam 5 sore karena itu memang sudah peraturan dari orang tuaku. Memang sedikit berlebihan tapi aku yakin itu semua demi kebaikan aku dan kakak karena orang tuaku khawatir terjadi apa-apa dengan kami. Yah aku wajarkan karena akupun tidak ingin menjadi anak yang tidak menurut. Dengan sedikit wajah cemasnya ibu menyapaku.

Ibu : dari mana saja Dinda kok baru pulang jam segini
Dinda : iyah maaf ibu, tadi aku sama temen-temen seperti biasa mampir dulu ketempat buku
Ibu : oh yasudah jangan diulangi lagi yah, ibu khawatir kalau sampai km dan kakakmu pulang terlalu larut karena diluar sana banyak orang jahat.
Dinda : iah ibu maaf yah
Ibu : yasudah masuk kekamarmu dan ganti bajumu yah.
Dinda : iah ibu
Ibu : eh tunggu dulu, tadi siapa yang mengantarmu, ibu sepertinya belum pernah melihatnya yah?
Dinda : oh, itu Bagas teman sekolah Dinda bu.
Ibu : oh begitu, yasudah sekarang ganti bajumu.

Lalu aku meninggalkan ibu dan bergegas untuk kekamarku untuk mengganti baju sekolah dengan baju tidurku. Sesudah mengganti baju, aku kembali keruang keluarga untuk berkumpul dan berbagi cerita tentang bagaimana hari ini dengan ibu dan ica yang sudah lebih dulu ada di ruang keluarga sambil menonton tv. Tak lama kemudian ibu menyuruh kami berdua untuk makan bersama, makan malam sederhana namun selalu terasa nikmat karena dilakukan bersama kedua orang yang aku sayangi. Yah walaupun setiap hari namun inilah saat-saat yang selalu kami tunggu, yah makan dan berkumpul bersama untuk menghilangkan lelah karena rutinitas kami setiap harinya. Hidangannya pun tidak terlalu istimewa hanya sayur bayam dan ayam goreng saja, namun jika ibu yang memasaknya serta memakannya bersama ibu dan kakaku, aku rasa itu adalah makanan ter enak dan termewah didunia karena diringi rasa sayang akan hangatnya keluarga kami. Dan tak lama setelah makan aku kembali kekamarku untuk membaca-baca kembali materi pelajaran yang telah dipelajari di sekolah, sambil diam dan hanya melihati buku aku kembali teringat tentang Bagas dan semua yang kulakukan hari ini bersamanya.
Walaupun hanya berbicara sebentar ketika berkenalan dengannya, dan saat dia mengantarkanku pulang dari toko buku namun aku yakin ini tidak seperti perkenalan biasanya yang pernah ku alami. Tapi ku pikir, untuk apa aku memikirkannya, pria yang belum begitu ku kenal dan yah setiap wanita disekolah juga pasti memikirkannya. Jadi tak perlulah aku memikirkannya. Dan malam itu telah kuputuskan untuk tidur karena aku tak ingin terus menerus merasa aneh seperti itu.
Hari ini hari sabtu tanggal 17 Januari 2009 tepat jam 10 pagi, aku baru saja terbangun dari tidurku semalam, dengan wajah masih mengantuk dan mengenakan pakaian tidurku, aku diam sejenak dikasurku untuk melamun sejenak. Yah itulah hal yang sering ku lakukan ketika aku bangun tidur. Yah tak lama kemudian aku langsung menuju kamar mandi untuk mencuci mukaku. Oia aku lupa memberi tahu bahwa hari sabtu sekolahku libur. Yah dan kebiasaan yang sering aku dan keluargaku lakukan saat libur adalah berbelanja bersama ke pasar untuk membeli bahan masakan. Setelah itu tidak ada kegiatan yang istimewa pada hari ini. Karena pada saat malam pun aku jarang keluar rumah untuk main bersama teman-temanku, yah kamu tau sendiri mengapa alasannya.
Hari minggu, seperti biasa aku bangun jam 10 pagi dan dengan kegiatan yang sering ku lakukan ketika bangun, namun berbeda karena aku mulai bersiap-siap untuk pergi karena ada janji dengan ketiga sahabatku untuk menonton film di bioskop. Yah dan setelah mandi aku lalu bergegas untuk pergi karena sahabtku sudah menungguku.

Ibu : kemana din jam segini udah pergi?
Dinda : mau main bu sama Shinta, Marsha, dan Dinar
Ibu : mau main kemana? Awas pulangnya jangan terlalu larut
Dinda : nonton bu, iah ibu siap
Ibu : yasudah kalo begitu hati-hati
Dinda : oke bu, oia lupa minta uang hehehe
Ibu : ah dasar kalo urusan uang saja kamu tidak pernah lupa
Dinda : makasih bu dadah

Setelah sampai dibioskop tempat kami menonton, seperti biasa kami mengobrol layaknya seorang wanita seusia kami pada umumnya. Dan tak lama menunggupun akhirnya kami menonton karena tiketnya sudah dibelikan oleh Dinar yang datang terlebih dahulu. Setelah usai menonton, kami lanjut untuk makan sebelum pulang, tidak jauh di kantin yang ada di mall tempat kami menonton.
Dan ketika kami sedang makan, tibalah pacar dari sahabat-sahabatku, namun hanya aku yang tidak punya pacar. Yah aku sudah biasa karena memang aku sering menjadi obat nyamuk ketika mereka bersama pacarnya. Merasa sepi ditengah keramaian, namun apa boleh buat. Setidaknya aku senang bahwa sahabatku memiliki pasangan. Yah walaupun aku tidak punya.
Tidak lama setelah makan, kami memutuskan untuk pulang. Marsha dan Dinar pamit untuk pulang berpisah dengan aku Shinta dan pacarnya. Yah Shinta mengantarkanku pulang karena rumah Shinta lah yang paling dekat denganku diantara dua sahabatku yang lain. Sesampainya dirumah aku langsung bergegas masuk kerumah. Dan ketika sampai dirumah kak Ica langsung menyapaku.

Ica : hey din dari mana?
Dinda : habis nonton kak kenapa?
Ica : oh gak apa-apa, cuma nanya aja kok
Dinda :  oh gitu, yaudah dinda langsung kekamar yah kak.
Ica : oke

Akupun bergegas untuk masuk kekamar walaupun tak tahu apa yang akan aku kerjakan di kamar. Yah hanya diam, mengisi sedikit sisa pekerjaan rumahku dan tentunya mendengarkan lagu kesukaanku. Sampai akhirnya aku tidur dan haripun tanpa terasa mulai beranjak dan berganti.
Hari ini aku kesiangan untuk pergi kesekolah, dan aku dengan malu aku dihukum karena tidak mengikuti upacara bendera. Seperti biasanya murid-murid yang dihukum karena terlambat dikumpulkan didepan gerbang untuk menunggu hingga upacara selesai dan selanjutnya akan dihukum menghormat bendera selama lima belas menit sebelum memasuki kelas. Dan kamu tahu apa yang membuatku lebih merasa malu hari itu? Yah Bagas melihatku lalu tersenyum kepadaku yang sedang menghormat bendera. Namun aku tidak membalas senyumnya bukan karena aku sombong atau marah kepadanya, namun karena aku malu semalu-malunya. Entah bagaimana yang dapat kugambarkan namun intinya semua gambaran tidak dapat mendeskripsikan rasa malu ku saat itu.
Setelah hukuman selesai aku bergegas untuk masuk kelas, dan ketika dikelas aku mendapatkan sms entah dari siapa. Dan kamu tahu ketika aku buka apa isinya dengan nomer tanpa nama dan tidak kukenal.

"Hey Dinda, km terlihat lucu ketika sedang menghormat bendera. He..he..he jangan marah yah, tapi wajahmu terlihat sangat merah saat kepanasan tadi."

Masih dengan perasaan yang bingung karena tidak tahu dari siapa sms itu, aku terus diam dan memikirkan siapakah orang yang lancang mengirimkan sms kepadaku seperti itu. Ah sudahlah tidak perlu kupikirkan karena jika aku tahu, aku akan marah kepada orang itu. Yah setelah 3 jam belajar dikelas, akhirnya saat yang ditunggu oleh semua siswa. Yah bel istirahat berbunyi. Dan seperti biasa aku dan sahabatku lalu kekantin untuk makan bersama dan mengobrol pastinya. Namun dikantin tiba-tiba Bagas menghampiri kami.

Bagas : hey kalian boleh aku ikut gabung duduk disini
Serentak Shinta, Marsha, dan Dinar menjawab boleh..
Bagas : apa boleh aku duduk disini Dinda?
Dinda : yah boleh silahkan

Lalu Bagas duduk disebelahku, yah jika kamu tahu saat itu aku masih merasa malu karena kejadian pagi itu saat bagas melihatku dan tersenyum. Kami berlima akhirnya makan dan mengobrol dengan sangat gembira. Membicarakan apapun seolah kantin itu hanyalah milik kami berlima tanpa memperdulikan orang lain. Setelah beres makan kami akhirnya kembali lagi ke kelas untuk melanjutkan pelajaran berikutnya. Shinta, Dinar, dan Marsha berjalan duluan meninggalkan aku dan Bagas. Seolah mereka sengaja ingin aku berdua dengan Bagas. Diperjalanan menuju kelas bagas memberi tahuku sesuatu.

Bagas : dinda tadi sampai tidak sms ku?
Dinda : hah? Sms yang mana?
Bagas : oh mungkin engga sampai, gak bukan sms apa-apa kok hehehe.
Dinda : oh iah mungkin ga kekirim
Bagas : iah, eh udah didepan kelasmu nih. Aku lanjut kekelasku yah dinda
Dinda : iah bagas dadah
Bagas : dadah sampai bertemu lagi dinda

Sempat aku berpikir bahwa sms pagi tadi adalah sms dari Bagas, namun aku tak mau menanyakannya karena mungkin memang tidak terkirim sms darinya. Namun masih seperti pagi tadi, aku hanya diam dikelas dan memikirkan siapakah orang yang telah memberiku sms seperti itu. Yah tapi aku berpikir bagaimana jika pulang nanti aku bertanya lagi kepada Bagas mengenai sms yang aku terima apakah merupakan sms darinya atau bukan. Yah aku tak mau pusing lagi aku tunggu saja hingga pulang  nanti.
(bel pulang sekolah bordering) yah aku lalu bergegas keluar kelas meninggalkan sahabatku untuk mencari Bagas. Namun aku tidak menemukannya, mungkin ia sudah pulang lebih dulu dari aku. Pikirku berkata untuk apa aku mencarinya, buang-buang tenaga saja, dan kalo memang Bagas yang mengirim sms tadi itu, mungkin suatu saat dia akan bilang kepadaku. Namun biarlah tunggu saja siapa yang mengirimnya, jika tahu nanti aku akan langsung memarahinya.
Seperti biasa aku dan sahabatku berkumpul dulu di warung gaul. Namun setelah aku tiba di warung gaul, kamu tahu apa yang kutemui? Yah Bagas ada disana bersama 2 teman prianya yaitu Dika dan Roni. Dan bagas menyapaku, lalu dia menawariku untuk mengantarku pulang. Aku memutuskan untuk tidak menerima tawarannya namun Marsha dan Dinar seolah memaksaku untuk menerima tawaran dari Bagas. Oh tidak mereka berdua membuatku mati kutu, karena jika aku menolak tawarannya saat itu mungkin Bagas akan merasa malu depan teman-temanku dan juga teman-temannya. Akhirnya tidak lama diam diwarung gaul aku dan Bagas pulang, sekali lagi bukan karena aku yang ingin menerima tawarannya namun karena aku merasa tidak enak dan tentunya karena teman-temanku yang mengatakan iah seolah memaksaku untuk pulang bersama Bagas.
Ditengah perjalanan Bagas memutar lagi lagu kesukaanku dan memberikanku kaset dari band tersebut.

Dinda : ini serius buat aku bagas ? tidak perlu, aku malu menerimanya
Bagas : iah ambil aja dinda, kamu suka kan?
Dinda : terus kamu? Bukankah kamu juga suka dan mengoleksi
Bagas : iah, tapi gak apa-apa itu buat kamu aja. Aku masih punya CD nya kok
Dinda : serius bagas?
Bagas : iah
Dinda : yaudah deh makasih yah bagas
Bagas : iah dinda sama-sama dengerin yah

Perasaanku saat itu sangat campur aduk, senang, malu, dan tak tahu lagi seperti apa. Intinya aku sendiri tidak dapat menggambarkannya. Namun jangan salah sangka dulu, aku senang bukan karena Bagas memberiku sesuatu. Namun karena yang diberikannya adalah kaset band kesukaanku. Tak lama kemudian aku sampai dirumahku.

Dinda : makasih bagas udah nganterin dan ngasih kaset juga
Bagas : sama-sama dinda he..he
Dinda : oia bagas mau mampir dulu
Bagas : tidak perlu aku langsung saja, aku udah ada janji mau latihan band
Dinda : oh gitu yaudah deh aku masuk yah
Bagas : iah dinda dadah

Ketika masuk dirumah aku melihat suasana hening dalam rumah seperti tidak ada siapa-siapa. Yah betul ternya ibu dan kakakku sedang pergi entah kemana, mungkin kerumah tante monic. Tetanggaku yang rumahnya berada sekitar tujuh rumah dari rumahku. Beliau teman ibuku, mereka sudah berteman dari sebelum aku lahir. Dan tentunya keluargaku sering sekali kerumahnya, dan juga beliau sering kerumahku untuk berkunjung juga.
Aku langsung kekamarku untuk menaruh tas. Dan tiba-tiba ada sms dari orang yang nomernya  tak kukenal itu. Smsnya adalah

"Hey, jangan lupa dengerin yah lagu dari kasetnya dinda hehehe"

Dan ternyata benar, orang itu adalah Bagas. Orang yang mengirimku sms tadi pagi, seketika perasaan ingin marahku menjadi hilang tak tahu kemana dan entah mengapa, aku tahu. Apa kamu tahu mengapa aku tidak jadi untuk marah? Sungguh entah mungkin karena dia memberiku kaset. Tapi aku bukanlah orang seperti itu yang tiba-tiba dapat menghilangkan rasa marah karena orang memberiku hadiah, kecuali pada ibu, ayah dan kakakku saja aku mudah untuk memaafkan orang. Namun yah ini pertama kali aku dapat memaafkan, bukan memaafkan mungkin tepatnya menghilangkan rasa ingin marahku. Ah sudahlah aku bingung untuk menceritakan ini. Akupun membalas smsnya.

"Oh ini nomer km bagas? Iah makasih yah aku seneng dapet kaset itu he..he..he"

Bagas pun tidak membalas lagi smsku, entah sesungguhnya apa yang diinginkan orang ini aku tak tahu. Namun sepertinya dia tahu bahwa aku sangat marah dengan sms-nya tadi pagi, dan kini hilang marahku. Ah apakah dia ini adalah seorang peramal, atau memiliki indera ke-enam sehingga dapat membaca keadaanku? Mungkin aku berlebihan, namun perasaanku bahwa Bagas seperti orang yang sudah lama aku kenal nampaknya tidak salah karena mungkin dia seperti tau kehidupanku dan apa yang aku rasakan tanpa member tahunya. ( Karya : Ganjarinka - Ketua Umum HmI Komisariat Fikom UNISBA 2015 - 2016)


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TERIMAKASIH BAGAS “BAGIAN I” (Karya : Ganjarrinka)"

Posting Komentar